Bunga di rumah sementara.




Tidak ada bunga yang menghias meja.
Ia tatap pemandangan yang sama beberapa hari lamanya.
Hari itu matahari menyambutnya, tetapi tidak disambut balik olehnya.

Seperti dikekang.
Hampa, si teman akrabnya.
Sesekali menangis sesenggukan hingga air mata kering di pipi.

Kadang keihklasan menghampiri.
Ingat bahwa tidak abadi.
Tidak ada kuasa,
hanya diri yang lemah.

Tanpa aba-aba,
hilang tanpa kata.
Terlihat bunga di sana, 
di rumah sementara.

Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Assalamu'alaikum. Nad, boleh mintak alamat email untuk ngir im pesan pribadi. Ada yang mau bpk sampaikan. Tolong. Mungkin hal ini juga yang nadia bahas di pesan Nadia yang Nadia kirim ke email bpk yang lama.

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf, pak. sepertinya memang gak perlu diperpanjang lagi. apa yg mau saya sampaikan kemaren gak begitu penting sebenarnya.

      Delete

Post a Comment

Popular Posts