Tidak lagi luka.





Langit temaram, menyisakan luka demi luka.
Tersisa hanya dia.
Hari gelap, ia terasa ikut terkubur.
Semua orang tertawa, kecuali dia.

Perlahan rintik membasahi tubuh mungilnya.
Tidak ada belaian di kepala.
Tidak ada kata pujian menenangkan jiwa.

Malam semakin pekat.
Meringis ia kesakitan.
Tanpa balutan kain tebal, ia lewati malam sendirian.

Napasnya mulai tersengal.
Ia membujuk Tuhan agar mengembalikan ia ke tempat yang tidak memberinya rasa luka.

Kini, ia tidak lagi merasakan luka.

Comments

Popular Posts