Sendiri.
Sendirian sudah menjadi teman akrab tampaknya.
Siang itu, tidak begitu panas.
Aku memarkirkan motorku di parkiran perpustakaan kampus.
Aku berjalan sendirian, melihat banyak manusia di sana. Sebagian bergerombol dan tertawa lalu pikirku "Pasti mereka mahasiswa baru."
Bukan tanpa tujuan aku menuju ke depan perpustakaan. Aku sudah berjanji pada diriku kalau pada hari itu aku mendapatkan ACC maka aku akan membeli ice cream favoritku. Penjual ice cream itu selalu nangkring di depan perpustakaan. Langkah yang tepat sepertinya karena ice cream akan membuat mood naik sehabis belajar dan membaca buku di perpustakaan.
Aku mencari bangku kosong sambil memegang ice cream rotiku. Mataku tertuju pada sebuah bangku panjang kosong di dekat penjual ice cream. Aku duduk di tengah-tengah dan menaruh tas di sampingku, seolah-olah tidak mengijinkan siapapun untuk duduk di sebelahku.
Aku menatap danau sembari perlahan memakan ice cream-ku. Aku melihat bunga teratai sudah semakin banyak menghiasi danau. Tiba-tiba mataku tertuju pada seorang pria yang juga sedang duduk sendirian menatap danau. Apa dia sama sepertiku? Menikmati kesendirian sembari menikmati ice cream di siang hari. Apa dia juga seorang mahasiswa akhir sama sepertiku? Ah entahlah, tampaknya itu bukan urusanku hahaha.
"Semoga jangan panas dulu, ya, Allah" rayuku kepada Tuhanku. Namun lambat laun mentari semakin terang dan menyengat, tetapi ice creamku belum habis kumakan. Meskipun begitu, aku tetap menikmati ice cream yang hampir habis itu, dan ditemani pikiranku yang ramai sekali.
Setelah berhasil menghabiskan ice cream yang kubeli seharga lima ribu, aku meninggalkan bangku panjang yang kududuki selama 20 menit itu. Aku berjalan menuju motorku, sendirian. Ternyata aku semakin menikmati masa kesendirianku.
Comments
Post a Comment