Enggan.
"Tuan ini berisik sekali"
Ucap nona pipi merah berbisik.
Takjemu-jemu ia memujuk,
lejar nona membenakan.
Harus ujar apa lagi si nona berikan
agar tuan bertubuh jangkung,
lekas takmengagan.
Ucap nona pipi merah berbisik.
Takjemu-jemu ia memujuk,
lejar nona membenakan.
Harus ujar apa lagi si nona berikan
agar tuan bertubuh jangkung,
lekas takmengagan.
-Perlu apa, Tuan?
Assalamu'alaikum.
ReplyDeleteBolehkah berkomentar?
Wa'alaikumussalam. Tidak ada larangan wk
DeleteBenar.Tidak ada larangan. Ternyata sopan yang berlebihan itu gak bagus juga.
ReplyDeleteTuan itu mungkin sedang belajar berbicara. Jadi seperti itu. Tak ada yang bisa menghentikan hujan apabila dia telah jatuh karena awan telah penuh. Tak kuasa dia menahan. Jatuhnya ia akan menimbulkan suara yang tak mungkin bisa diam karena begitulah sifatnya, berbunyi jika terkena atap, daun dan juga tanah. Dia akan berhenti pada saatnya. Dan nona itu bebas apakah mengabaikannya ataukah sesuatu yang lain yang akan dilakukannya. Berisik itu tanda ada sesuatu. Dan jika pun itu tak berfaedah maka tutuplah telinga dan carilah hal berfaedah yang lainnya. Bukan mengganggu tujuan hati. Hanya mengupayakan apa yang seyogyanya diupayakan dengan sebatas ilmu yang diketahui. Ilmu itu jelas kurang. Jelas sekali. Keperluan dia mungkin keperluan manusia biasa dan pada umumnya. (Ini hanya ungkapan dari kisah yang mirip dengan seorang tuan dan nona di negeri seberang)
ReplyDeleteWah, kerenn! Lulusan pend. B.indo pulaknya xixi
DeleteIyala, udah pasti itu. Tausah diragukan lagi.hehe
DeleteTerima kasih
ReplyDeleteMenutup diri kah nona itu? Sudah tiada celah lagikah yang diberikannya?
ReplyDeleteIya. Gatau kalau bsk hehe
DeleteLuar biasa permainannya ini
DeleteLoh
DeleteWhy? Positif thinking
DeleteItu bukan permainan dalam konotasi negatif
ReplyDelete