Tenang
Hanya menyisakan platform untuk berbalas kabar. Keputusan itu kuambil akibat dari kejenuhan dengan dunia maya.
Aku banyak menghabiskan waktuku untuk hal-hal yang tidak berguna baik untuk diriku maupun orang lain.
Tidak pernah ragu untuk membagikan hasil foto diriku bahkan keluh kesahku di platform yang mungkin semua dari kita pernah atau sedang menggunakannya saat ini.
Aku terlalu sibuk dengan mengumpulkan jumlah suka, komentar, bahkan pertemanan dunia mayaku hingga aku lupa akan menata dunia nyataku. Aku terlalu sibuk membandingkan fisik, prestasi, gaya hidup, pertemananku dengan sosok-sosok yang bahkan aku tidak tahu bagaimana ia menjalankan hari-harinya. Aku lupa dengan kodrat media sosial bahwa kebahagianlah yang pantas dibagikan ke orang lain.
Benar..
Memang begitu menyenangkan mendapatkan notif suka, komentar pujian serta permintaan pertemanan. Namun, cukup menyakitkan ketika mendapatkan satu cibiran.
4 tahun aku tidak lagi berkutat dengan hal-hal yang tidak menambah keimanan diri. Selama itu pula, aku mulai mengenal diri sendiri. Aku tidak berharap dengan pujian dan validasi orang lagi. Selama itu pula juga aku mulai menghargai diriku sendiri. Tidak memaksaku harus menjadi orang lain, tidak menuntutku agar bisa lebih dari orang lain.
Kini, keadaan memaksaku kembali. Meskipun kembali, sekiranya tidak seperti dahulu lagi. Membatasi diri dari membagikan identitas diri dan keluh kesah di platform yang mungkin sebetulnya tidak ada yang peduli. Memilah-milah mana yang layak dibagikan dan mana yang cukup disimpan diri sendiri.
Kini, keadaan beda seperti dahulu. Tidak ada lagi rasa ingin mendapatkan attention dan ingin seperti orang lagi.
Kini, damai rasanya.
Sebelas February
Tenang - Yura Yunita
Comments
Post a Comment